LAPORAN EKSPEDISI
EKSPEDISI 2 GENERASI GUNUNG RINJANI 3726 MDPL
Disusun oleh
Achmad Fauzie
AKTIVIS PENGGIAT ALAM TERBUKA DAN LINGKUNGAN
VANAPRASTHA
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jajaran pegunungan yang indah terbentang
dari barat ke timur Indonesia. Membentang dari kepulauan paling barat Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, sampai pulau paling
timur Indonesia yaitu Papua.
Pegunungan tersebut mengakibatkan
Indonesia adalah negeri yang rawan terhadap bencana vulkanologi dengan lebih
dari 100 gunung baik vulkanis maupun non vulkanis.
Keberadaan pegunungan yang ada di
Indonesia harus memberikan arti manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia,
sebagai bentuk aktivitas jasa lingkungan baik berupa Rekreasi, fungsi
hidrologis, penangkap karbon, dan masih banyak lagi. Tentunya untuk dapat
memanfaatkan nya secara maksimal dan lestari di perlukan pengetahuan yang
komperhensif terhadap pegunungan tersebut, geologis wilayah tersebut, dan
masyarakat sekitarnya.
Salah satu jajaran gunung yang
cukup Famous di Indonesia adalah
Rinjani, rinjani merupakan gunung tertinggi kedua dengan tinggi 3726 mdpl
dengan kekayaan pemandangan alam yang cukup berlimpah dan indah. Dengan
keberadaannya, Rinjani merupakan penopang kehidupan utama pulau Lombok. Sebagai
aktivis penggiat alam terbuka dan lingkungan penting mengetahui seluk beluk
gunung Rinjani dan kepulauan Lombok demi memberikan masukan
dalam memanfaatkan kekayaan alam gunung Rinjani untuk masyarakat. Salah
satu kegiaatan yang kami lakukan adalah Pendakian bersama 2 generasi
Vanaprastha
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan dan perjalanan menuju bandara
Pendakian 2 generasi Gunung
rinjani merupakan rencana yang sudah di
rencanakan sejak 3 bulan yang lalu semenjak pendakian Gunung Kinabalu Malaysia,
Sabah. Dalam menempuh 3 bulan masa persiapan Tim Vanaprastha termasuk saya
melakukan berbagai latihan fisik yaitu latihan daya tahan tubuh seperti
jogging, push up, sit up, back up, core set, bleep test.dan lainnya. Hal
demikian dilakukan rutin tiga kali dalam seminggu di GOR Soemantri Jakarta
Selatan. Latihan Fisik tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas
aerobic tubuh dan juga membanggun kebersamaan organisasi dengan berkumpul tiap
harinya.
Ekspedisi 2 generasi Gunung Rinjani
menghabiskan waktu sekitar 5 hari, bertepatan pada hari kamis – Senin, tanggal
5 – 9 April 2012. Pada tanggal tersebut sebenarnya saya juga sedang menempuh
UTS di IPB,dengan demikian ujian yang tepat tanggal 5 harus saya undur agar
dapat mengikuti pendakian ini.
Perjalan menuju Lombok harus di
tempuh selama 1 jam lebih menggunakan pesawat lion Air, dengan jam
keberangkatan dari bandara Soekarno Hatta jam 7 pagi WIB. Karena begitu paginya
waktu lepas landas, maka Tim Vanaprastha berkumpul di sektretariat pukul 5 pagi
untuk keberangkatan secara bersama-sama menggunakan taxi.
Suasana lengang dan sejuknya
angina pagi menyambut keberangkatan kami, sebelum pergi kami panjatkan doa agar
perjalanan diberikan keselamatan dan keberkahan, amin. Suasana kota yang
lengang, membuat perjalanan menuju bandara menghabiskan waktu 30 menit. Tim
lalu melakuakan pemeriksaan bagasi dan pengecekan. Bagi kami yang muslim besiap
melakukan ibadah subuh di bandara. Tak menunggu waktu lama, akhirnya sekitar
jam 7 tim Vanaprastha kami take off menuju Lombok.
Tiba di Bandara Praya Lombok
Lebih cepat satu jam, perjalanan
kelombok begitu cepat, dari pesawat Nampak puncak rinjani yang terselimuti
awan, sangat indah. Tepat pukul 9 WITA atau pukul 8 WIB tim Vanaprastha tiba di
bandara Praya Lombok Timur. Setelah mengambil bagasi tim berkumpul untuk
menunggu saurdara yudha untuk mengantar kami menuju kota sembalun. Setelah
menunggu sekitar 15 menit, Mini bus yang akan membawa kami tiba, beberapa dari
kami saling bahu membahu memasukkan tas-tas carier kami kedalam bagasi bus. Bus
terasa sangat penuh, baik oleh orang maupun oleh barang, bahkan coach kami
Andri tidak mendapatkan tempat duduk dan harus duduk di bawah.
Pejalanan menuju Sembalun
Perjalanan menuju sembalun begitu
mengasikkan, menikmati udara lombok yang cukup panas, cukup menjadi pengalaman
tersendiri bagi kami. Di perjalanan kami di suguhi pemandangan masjid-masjid
beraksitektur khas Lombok, maklum saja Lombok memiliki julukan negri 1000
masjid. Seitar 1 jam berselang tim harus berganti mobil. Minibus kami menurut
yudha tidak mampu menembus rute selanjutnya yang cukup sulit katanya. Namun
muncul berita buruk, saudara kami pak Haji alias Om Gatot mendapatkan Anakny
Bayu yang berada di Jakarta meninggal dunia, alhasil Om Gatot pun harus
berpisah dari tim karena harus menuju Jakarta kembali dan Opa Nius pun menemani
om gatot sampai bandara.
Menaiki mobil mitsubisi l 300
bukan hal yang asing bagi kami, menembus medan yang berkelak kelok dan bukit di
kanan kiri, sungguh sangat mengasikkan.
Uniknya Lombok adalah infrastruktur jalannya yang cukup baik, bayangkan dari
bandara sampai kaki gunung rinjani jalanan Lombok sangat halus atau jarang
berlobang.luar biasa hal yang jarang di kota Jakarta. Mendekati 15 menit
sebelum sampai kepenginapan tim beristirahat sejenak sampil menikmati
pemandangan dan indahnya kaki gunung Rinjani. Angin yang sepay sepoy dan
beberapa hewan mamalia Macaca sp menemani
istrahat kami. Setelah cukup beristirahat tim pun melanjutkan perjalanan
Tiba di penginapan dan aktivitas di penginapan
Akhirnya tim Vanaprastha pun tiba
di penginapan. Setelah pembagian kamar, tim beristirahat sejenak. Alhamdulilah
saya bersama Abi mendapat kamar yang paling depan dekat dengan pintu masuk.
Tepat pukul 5 sore WITA kami berkumpul di Pendopo penginapan untuk mendapatkan
arahan pertama untuk pendakian tersebut oleh saudara Robert dan Paimo serta
senior lainnya setelah itu di bagikan logistik perorangan untuk pendakian
besok. Hmm lumayan lah, walaupun secara individu kami sudah membawa bekal
tersendiri, menjaga takutnya di sana barang-barang mahal harganya. Setelah itu
sekitar jam 8 malam sekitar bada magrib dan isya tim berkumpul untuk mendapat
pengerahan serta berkenalan dengan para porter pendakian besok ayang berjumlah
12 orang. Prosei perkenalan cukup menyenangkan disertai canda tawa serta
guyonan tersendiri, hehehe. Taklama setelah pengarahan, tim beristirahat untuk
pendakian besok
Persiapan pendakian
Subuh hari sekitar jam 4 pagi Tim
mulai bangun dari lelap nya tidur malam, bangun dan solat malam serta
bersiap-siap, bung Robert pun mengetuk setiap kamar kami. Setelah solat subuh,
tim sarapan terlebih dahulu berupa telor dengan nasi serta teh manis hangat.
Hmm khas nya Lombok yang tak terlupakan kali ini adalah makanannya yang terkenal
super pedas. Pas untuk suasana gunung yang dingin. Tepat jam 6 pagi tim
bersama-sama berangkat menuju pos 1 Gunung Rinjani.
Pendakian Menuju pos 1 dan 2
Perjalanan menuju pos 1 gunung
rinjani cukup datar, kami menikmati jalan yang beraspal keluar dari penginapan
kami. Tak lama kemudian sedang asik berjalan tim dibagiakan perbekalan tambahan
berupa nasi bungkus, hmm cukup mengagetkan, kami pun harus memasukkan makanan
tersebut kedalam karier kami yang sudah rapi di packing.
Sambil berfoto-foto ria perjalan
memang mengsikkan. Lepas deri jalan berlobang kami memasuki jalan tenah dengan
kebun warga di kanan kiri kami. Terlihat batu-batu cadas serta aliran sungai.
Matahari pun terbit menyambut perjalan kami. Lepas dari kebun warga kami
memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani( TNGR) yang di tandai dengan
penggunaan kawasan khusus dan tidak boleh di garap serta khusus untuk tujuan
konservasi.
Perjalanan disini cukup unik,
walaupun tanjakan-tanjakan mulai ada di sini namun dapat dkatakan perjanan
cukup rata dan lahan yang landai, khas hutan sabana yang di dominasi oleh
alang-alang serta tumbuhan bawah. Namun yang cukup kami berhati-hati bukannya
medan tanjakannya, tapi kotoran-kotoran sapi yang bertebaran di jalanan menuju
pos 1. Hmm cukup membuat kami was-was takut kaki kami mengiinjak kotoran
tersebut. Perjalanan menuju pos berjalan dengan kecepatan yang sedang, tidak
lama namun tidak terlalu cepat. Rombongan pun masih dalam 1 kawanan tidak
terpisah. Memasuki pos kedua kami melewati jembatan-jembatan yang menghubungkan
lereng-lerang yang dalam. Menurut salah satu porter kami bernama Aduk, dulunya
mobil dapat masuk sampai ke pos 2. Perjalanan menuju pos 2 tim mulai berjarak
cukup regang, tim-tim muda berada di barisan depan, senior- senior berada di
belakang dengan nurman da nom Obet berada di paling belakang sebagai tim sapu.
Perjalanan kurang lebih 45 menit dengan kecepatan sedang tim sampai di pos ke
dua yang bernama pos Tengengean berupa jembatan terakhir. Karena kedepannya
tidak adalagi jembata yang cukup besar seperti ini. Menunggu beberapa tim
lainnya, kami yang sampai duluan beristirahat meluruskan kaki, serta memakan
makanan kecil yang kami bawa. Selang 10 menit senior - senior pun datang. Tim
yang datang terlebih dahulu mengabarkan rekan di belakangnya dengan menggunakan
HT.
Perjalanan Menuju Pos 3 dan pelawangan sembalun.
Kira-kira jam 9 an kami
meninggalkan pos 2 menuju pos 3. Keluar dari pos 2 kami disambut tanjakan yang
berlika liku, cukup menguras tenaga namun cukup semangat. Di temani oleh rekan
– rekan muda yang berjalan beriringan kami menembus hutan sabana yang cukup
tebal. Selang beberapa lama sertelah tanjakan jalanan datar kembali dan
memasuku lembah dengan jembatan kecil yang menghubungkan perjalanan kami.
Meneuju pos 3 yang bernama para balong kami melewati kali mati yang benar benar
mati alias tidak ada airnya, dulunya ini merupakan aliran lava bekas ledakan
gununug berapi rinjani. Memasuki kali mati kami disambut kembali oleh tanjakan
yang cukup terjal, setelah tanjakan terdapat pos bayangan yang sudah rubuh
atapnya dan beberapa kali berpapasan oleh bule luar yang sedang turun gunung.
Perjalanan menuju pos 3 dari pos banyangan tersebut kira-kira hanya tinggal 15
menit lagi dengan medan yang cukup menanjak. Di sini kami menemukan anakan pohon
cemara gunung Casuarina junghuhiana.
Setealah tanjakan, akhirnya kami bisa melihat pos 3 dari kejauhan. Pos tiga
berada di pinggiran kali mati. Setelah menyebrangi kali mati kami tiba di pos 3
para balong pada pukul 11 kurang. Dipos para balong tim beristirahat dengan
melepas penat, dipos 3 suasana cukup dingin dengan pohon cemara gunung di
sekeliling kami dan monyet ekor panjang.
Karena rasa laparnya tim
vanaprastha memakan bekal makan siang yang kami bawa, makanan sungguh sangat
enak ketika berada digunung. Sambil menunggu tim lainnya berdatangan, tim muda
memulihkan tenaga dengan minum dan makan, menurut porter perjalan selanjutnya
cukup memakan tenaga karena akan melewati tanjakan 9 bukit penyesalan. Sekitar
20 menit kemudian tim – tim senior serta tim penyapu sampai di pos 3 para
balong.
Setelah cukup beristirahat tim
melanjutkan perjalanan kurang lebih pukul 12 lewat, awal pendakian kami sudah
disambut dengan tanjakan berat, mengharapkan tanjakan akan cepat berakhir,
namun tanjakan menuju pelawangan sembalun terasa tiada henti. Tanjakan yang
cukup berat membuat beberapa anggota tim mengalami keram, saya pun mengalami
keram di paha akibat beban dan medan yang berat. Perjalanan yang terjal memakan
waktu yang cukup lama kurang lebih 3 jam kurang kami menuju pelawangan
sembalun. Perjalanan menuju pelawangan sembalun, kami melewati pepohonan cemara
gunung yang cukup besar dan tinggi.
Berapa tumbuhan yang kami lihat
juga mengalami perubahan se iring perbedaaan ketinggian. Kurang lebih 10 menit
lagi menuju pelawangan sembalun kabut turun membuat suhu cukup dingin. Akhirnya
di pelawangan sembalun kami beristirahat dan mencari tempat untuk mendirikan
tenda untuk bace camp dan teman-teman kami yang sedang menuju kemari. Tepat jam
3 sore seluruh tim akhirnya sampai di pelawanagan sembalun.
Kegiatan di Pelawangan Sembalun
Di Pelawangan sembalun tim
beristirahat, makan malam, dan packing untuk summit attack besok paginya.
Sekitar jam 8 malam tim harus tidur karena pada pukul 2 pagi tim memulai
pendakian. Tim sudah bangun pada pukul satu, karena suasana yang dingin tim
membuat minuman hangat, dan juga telah disediakan agar untuk perjalanan summit
attack. Memakai gleter merupakan keharusan karena medan yang berpasir, hal ini
berguna untuk melindungi kaki dari masuknya pasir.
Pejalanan menuju Puncak
Jalur 70- 80 derajat berada di
hadapan kami, track yang berat menuju puncak, terutama track berpasir yang
menyusahkan. Setelah berjalan kurang lebih 45 menit kami tiba di punggung
gunung rinjani. Disini medannya cukup lebih datar namun patut hati-hati karena
kanan dan kiri kami berupa jurang yang dalam. Angin berhembus cukup kencang
membuat suhu yang dingin bertambah dingin. Perjalanan di punggung memakan waktu
kurang lehih 1 jam kurang sampai di tanjakan yang terakhir, disini tim dapat
melihat puncak rinjani walaupum malam karena bulan sedang purnama. Perjalanan
menuju puncak adalah track tersulit, medan berpasi dengan tingkat kelerengan
mencapai kurang lebih 70-80 derajat. Kondisi tubuh sangat menetukan tingkat
keberhasilan. Perjalanan disini menhabiskan waktu 1,5 jam karena sangat
melelahkan. Akhirnya tim muda VNP sampai kepuncak rinjani 3726 mdpl pada pukul
5.30 pagi. Suhu sangat dingin sampai saya harus memakai sarung tangan. Disini
kami mengabadiakan moment dengan berfoto bersama. Kami menunggu tim yang
lainnya sampai dengan pukul 7,15. Lewat dari jam tersebut tim yang di bawah
harus di sapu.
Beberapa tim mulai berdatangan,
tim yang terakhir mencapai puncak kira-kira pukul 7 pagi. Bisa dikatakan ini
adalah pendakian yang sukses karena samua pendaki yang summit attack mencapai
puncak dengan selamat.
Perjalanan menuju bacecamp dan kembali ke penginapan
Pada pukul 7 kurang saya bersama
ayah turun dari puncak gunung. Perjalanan menuju kebacecamp diperkirakan
menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Di bacecamp di sediakan buah-buahan dan
makanan untuk melepas lelah dan sarapan pagi. Tim menunggu pendaki lainnya
turun dari puncak, sekitar jam 10 pagi tim yang sudah siap, dipersilahkan turun
ke penginapan dahulu. Namun tim lainnya masih menunggu tim yang turun dari
puncak sampai bace camp. Sekitar jam 11 pagi tim terakhir sampai ke bace cam
dan Para porter siap-siap membereskan tenda. Pada pukul 12 lebih tim siap untuk
turun kembali kepenginapan. Perjalanan menuju penginapan terasa sangat panjang
karena tubuh yang sudah mulai letih. Tim kami yang berjumalah 3 orang
memisahkan dari rombongan untuk turun lebih cepat bersama porter. Kami akhirnya
sampai di penginapan pukul 4 sore. Atau menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam.
Hmmmm sangat melelahkan
Di pengiapan kami bersih-bersih
badan dan merenggangkan serta solat ashar. Cukup melelahkan ditambah kamar
tempat istirahat kami telah habis masa sewanya akibatnya kami hanya di sediakan
tempat pendopo saja. Sekitar bada magrib, tim vanaprastha berangkat menuju
malimbu di pesisir pantai barat daya Lombok di pantai senggigi. Perjalanan
menuju senggigi menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih, di perjalanan kami
tertidur pulas di dalam mini bus. Sekitar jam 12 tim tiba di pondok Malibu dan
disambut oleh rekan-rekan tuan rumah. Karena masih ngantuk, tim langsung
melakukan pembagian kamar dan tidur istirahat namun terlebih dahulu makan
malam.
Perjalanan ke pantai gili, gili air sampai gili terawangan
Dari pondok malimbu ketiga pulau
tersebut dapat terlihat, perjalanan menuju pelabuhan penyebrangan hanya memakan
waktu 20 menit. Kaca mata hitam yang murah pun saya beli, maklum cahaya
matahari terasa sangat terik sekali. Sekitar 15 menit menunggu di pelabuhan dua
kapal yang kami sewa tiba. Satu kapal berpenumpang maksimal 15 orang. Perjalanan
menuju gili air ditempuh dengan waktu 15 menit, di gili air kami mengunjungi
penangkaran penyu dan melihat pemandangan yang indah, gili air bisa di bilang
cukup sepi dibanding gili terawangan. Perjalanan ke gili meno menempuh waktu 10
menit karena letaknya berdekatan. Gili meno terdapat tempat berselancar dan
lebih ramai dair. sepuas di gili meno lalu kami lanjut ke gili terawangan. Di
gili terawangan kami makan siang, dan snorkeling mengguanakn kaca mata dan pelampung
yang disewa di pulau. Jam 4 sore. Tim vanaprastha berangkat kembali ke
pelabuhan di senggigi dan sampai di malimbu sekitar jam 5 kurang.
PENUTUP
Kegiatan ekspidisi dua generasi
gunung Rinjani 4726 mdpl merupakan rangkaian acara dalam mempromosikan
Indonesia pada puncak-puncak dunia. Pendakian tersebut dapat dikatakan sukses,
karena samua anggota yang melakukan summit attack mencapai puncak dengan
semangat. Pendakian yang berlangsung hari jumat dan sabtu juga dikatakan
pendakian super cepat. Penelusuran pulau Lombok sebagai pulau yang sacral akan
budaya Islam yang melekat pada penduduknya merupakan karakteristik lainnya.
Serta potensi kekayaan alam dan keindahannya membuat Lombok menjadi salah satu
tujuan wisata internasional dan nasional.
0 komentar:
Posting Komentar