Penayangan bulan lalu

Sabtu, 29 September 2012

LAPORAN EKSPEDISI EKSPEDISI 2 GENERASI GUNUNG RINJANI 3726 MDPL



LAPORAN EKSPEDISI
EKSPEDISI 2 GENERASI GUNUNG RINJANI 3726 MDPL


Disusun oleh
Achmad Fauzie
VNP VI 73






















AKTIVIS PENGGIAT ALAM TERBUKA DAN LINGKUNGAN
VANAPRASTHA
2012
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jajaran pegunungan yang indah terbentang dari barat ke timur Indonesia. Membentang dari kepulauan paling barat Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, sampai pulau paling timur Indonesia yaitu Papua.
Pegunungan tersebut mengakibatkan Indonesia adalah negeri yang rawan terhadap bencana vulkanologi dengan lebih dari 100 gunung baik vulkanis maupun non vulkanis.
Keberadaan pegunungan yang ada di Indonesia harus memberikan arti manfaat yang nyata bagi rakyat Indonesia, sebagai bentuk aktivitas jasa lingkungan baik berupa Rekreasi, fungsi hidrologis, penangkap karbon, dan masih banyak lagi. Tentunya untuk dapat memanfaatkan nya secara maksimal dan lestari di perlukan pengetahuan yang komperhensif terhadap pegunungan tersebut, geologis wilayah tersebut, dan masyarakat sekitarnya.
Salah satu jajaran gunung yang cukup Famous di Indonesia adalah Rinjani, rinjani merupakan gunung tertinggi kedua dengan tinggi 3726 mdpl dengan kekayaan pemandangan alam yang cukup berlimpah dan indah. Dengan keberadaannya, Rinjani merupakan penopang kehidupan utama pulau Lombok. Sebagai aktivis penggiat alam terbuka dan lingkungan penting mengetahui seluk beluk gunung Rinjani dan kepulauan Lombok demi memberikan  masukan  dalam memanfaatkan kekayaan alam gunung Rinjani untuk masyarakat. Salah satu kegiaatan yang kami lakukan adalah Pendakian bersama 2 generasi Vanaprastha

HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan dan perjalanan menuju bandara
Pendakian 2 generasi Gunung rinjani merupakan rencana yang  sudah di rencanakan sejak 3 bulan yang lalu semenjak pendakian Gunung Kinabalu Malaysia, Sabah. Dalam menempuh 3 bulan masa persiapan Tim Vanaprastha termasuk saya melakukan berbagai latihan fisik yaitu latihan daya tahan tubuh seperti jogging, push up, sit up, back up, core set, bleep test.dan lainnya. Hal demikian dilakukan rutin tiga kali dalam seminggu di GOR Soemantri Jakarta Selatan. Latihan Fisik tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas aerobic tubuh dan juga membanggun kebersamaan organisasi dengan berkumpul tiap harinya.
Ekspedisi 2 generasi Gunung Rinjani menghabiskan waktu sekitar 5 hari, bertepatan pada hari kamis – Senin, tanggal 5 – 9 April 2012. Pada tanggal tersebut sebenarnya saya juga sedang menempuh UTS di IPB,dengan demikian ujian yang tepat tanggal 5 harus saya undur agar dapat mengikuti pendakian ini.
Perjalan menuju Lombok harus di tempuh selama 1 jam lebih menggunakan pesawat lion Air, dengan jam keberangkatan dari bandara Soekarno Hatta jam 7 pagi WIB. Karena begitu paginya waktu lepas landas, maka Tim Vanaprastha berkumpul di sektretariat pukul 5 pagi untuk keberangkatan secara bersama-sama menggunakan taxi.
Suasana lengang dan sejuknya angina pagi menyambut keberangkatan kami, sebelum pergi kami panjatkan doa agar perjalanan diberikan keselamatan dan keberkahan, amin. Suasana kota yang lengang, membuat perjalanan menuju bandara menghabiskan waktu 30 menit. Tim lalu melakuakan pemeriksaan bagasi dan pengecekan. Bagi kami yang muslim besiap melakukan ibadah subuh di bandara. Tak menunggu waktu lama, akhirnya sekitar jam 7 tim Vanaprastha kami take off menuju Lombok.
Tiba di Bandara Praya Lombok
Lebih cepat satu jam, perjalanan kelombok begitu cepat, dari pesawat Nampak puncak rinjani yang terselimuti awan, sangat indah. Tepat pukul 9 WITA atau pukul 8 WIB tim Vanaprastha tiba di bandara Praya Lombok Timur. Setelah mengambil bagasi tim berkumpul untuk menunggu saurdara yudha untuk mengantar kami menuju kota sembalun. Setelah menunggu sekitar 15 menit, Mini bus yang akan membawa kami tiba, beberapa dari kami saling bahu membahu memasukkan tas-tas carier kami kedalam bagasi bus. Bus terasa sangat penuh, baik oleh orang maupun oleh barang, bahkan coach kami Andri tidak mendapatkan tempat duduk dan harus duduk di bawah.
Pejalanan menuju Sembalun
Perjalanan menuju sembalun begitu mengasikkan, menikmati udara lombok yang cukup panas, cukup menjadi pengalaman tersendiri bagi kami. Di perjalanan kami di suguhi pemandangan masjid-masjid beraksitektur khas Lombok, maklum saja Lombok memiliki julukan negri 1000 masjid. Seitar 1 jam berselang tim harus berganti mobil. Minibus kami menurut yudha tidak mampu menembus rute selanjutnya yang cukup sulit katanya. Namun muncul berita buruk, saudara kami pak Haji alias Om Gatot mendapatkan Anakny Bayu yang berada di Jakarta meninggal dunia, alhasil Om Gatot pun harus berpisah dari tim karena harus menuju Jakarta kembali dan Opa Nius pun menemani om gatot sampai bandara.
Menaiki mobil mitsubisi l 300 bukan hal yang asing bagi kami, menembus medan yang berkelak kelok dan bukit di kanan kiri,  sungguh sangat mengasikkan. Uniknya Lombok adalah infrastruktur jalannya yang cukup baik, bayangkan dari bandara sampai kaki gunung rinjani jalanan Lombok sangat halus atau jarang berlobang.luar biasa hal yang jarang di kota Jakarta. Mendekati 15 menit sebelum sampai kepenginapan tim beristirahat sejenak sampil menikmati pemandangan dan indahnya kaki gunung Rinjani. Angin yang sepay sepoy dan beberapa hewan mamalia Macaca sp menemani istrahat kami. Setelah cukup beristirahat tim pun melanjutkan perjalanan
Tiba di penginapan dan aktivitas di penginapan
Akhirnya tim Vanaprastha pun tiba di penginapan. Setelah pembagian kamar, tim beristirahat sejenak. Alhamdulilah saya bersama Abi mendapat kamar yang paling depan dekat dengan pintu masuk. Tepat pukul 5 sore WITA kami berkumpul di Pendopo penginapan untuk mendapatkan arahan pertama untuk pendakian tersebut oleh saudara Robert dan Paimo serta senior lainnya setelah itu di bagikan logistik perorangan untuk pendakian besok. Hmm lumayan lah, walaupun secara individu kami sudah membawa bekal tersendiri, menjaga takutnya di sana barang-barang mahal harganya. Setelah itu sekitar jam 8 malam sekitar bada magrib dan isya tim berkumpul untuk mendapat pengerahan serta berkenalan dengan para porter pendakian besok ayang berjumlah 12 orang. Prosei perkenalan cukup menyenangkan disertai canda tawa serta guyonan tersendiri, hehehe. Taklama setelah pengarahan, tim beristirahat untuk pendakian besok
Persiapan pendakian
Subuh hari sekitar jam 4 pagi Tim mulai bangun dari lelap nya tidur malam, bangun dan solat malam serta bersiap-siap, bung Robert pun mengetuk setiap kamar kami. Setelah solat subuh, tim sarapan terlebih dahulu berupa telor dengan nasi serta teh manis hangat. Hmm khas nya Lombok yang tak terlupakan kali ini adalah makanannya yang terkenal super pedas. Pas untuk suasana gunung yang dingin. Tepat jam 6 pagi tim bersama-sama berangkat menuju pos 1 Gunung Rinjani.
Pendakian Menuju pos 1 dan 2
Perjalanan menuju pos 1 gunung rinjani cukup datar, kami menikmati jalan yang beraspal keluar dari penginapan kami. Tak lama kemudian sedang asik berjalan tim dibagiakan perbekalan tambahan berupa nasi bungkus, hmm cukup mengagetkan, kami pun harus memasukkan makanan tersebut kedalam karier kami yang sudah rapi di packing.
Sambil berfoto-foto ria perjalan memang mengsikkan. Lepas deri jalan berlobang kami memasuki jalan tenah dengan kebun warga di kanan kiri kami. Terlihat batu-batu cadas serta aliran sungai. Matahari pun terbit menyambut perjalan kami. Lepas dari kebun warga kami memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani( TNGR) yang di tandai dengan penggunaan kawasan khusus dan tidak boleh di garap serta khusus untuk tujuan konservasi.
Perjalanan disini cukup unik, walaupun tanjakan-tanjakan mulai ada di sini namun dapat dkatakan perjanan cukup rata dan lahan yang landai, khas hutan sabana yang di dominasi oleh alang-alang serta tumbuhan bawah. Namun yang cukup kami berhati-hati bukannya medan tanjakannya, tapi kotoran-kotoran sapi yang bertebaran di jalanan menuju pos 1. Hmm cukup membuat kami was-was takut kaki kami mengiinjak kotoran tersebut. Perjalanan menuju pos berjalan dengan kecepatan yang sedang, tidak lama namun tidak terlalu cepat. Rombongan pun masih dalam 1 kawanan tidak terpisah. Memasuki pos kedua kami melewati jembatan-jembatan yang menghubungkan lereng-lerang yang dalam. Menurut salah satu porter kami bernama Aduk, dulunya mobil dapat masuk sampai ke pos 2. Perjalanan menuju pos 2 tim mulai berjarak cukup regang, tim-tim muda berada di barisan depan, senior- senior berada di belakang dengan nurman da nom Obet berada di paling belakang sebagai tim sapu. Perjalanan kurang lebih 45 menit dengan kecepatan sedang tim sampai di pos ke dua yang bernama pos Tengengean berupa jembatan terakhir. Karena kedepannya tidak adalagi jembata yang cukup besar seperti ini. Menunggu beberapa tim lainnya, kami yang sampai duluan beristirahat meluruskan kaki, serta memakan makanan kecil yang kami bawa. Selang 10 menit senior - senior pun datang. Tim yang datang terlebih dahulu mengabarkan rekan di belakangnya dengan menggunakan HT.
Perjalanan Menuju Pos 3 dan pelawangan sembalun.
Kira-kira jam 9 an kami meninggalkan pos 2 menuju pos 3. Keluar dari pos 2 kami disambut tanjakan yang berlika liku, cukup menguras tenaga namun cukup semangat. Di temani oleh rekan – rekan muda yang berjalan beriringan kami menembus hutan sabana yang cukup tebal. Selang beberapa lama sertelah tanjakan jalanan datar kembali dan memasuku lembah dengan jembatan kecil yang menghubungkan perjalanan kami. Meneuju pos 3 yang bernama para balong kami melewati kali mati yang benar benar mati alias tidak ada airnya, dulunya ini merupakan aliran lava bekas ledakan gununug berapi rinjani. Memasuki kali mati kami disambut kembali oleh tanjakan yang cukup terjal, setelah tanjakan terdapat pos bayangan yang sudah rubuh atapnya dan beberapa kali berpapasan oleh bule luar yang sedang turun gunung. Perjalanan menuju pos 3 dari pos banyangan tersebut kira-kira hanya tinggal 15 menit lagi dengan medan yang cukup menanjak. Di sini kami menemukan anakan pohon cemara gunung Casuarina junghuhiana. Setealah tanjakan, akhirnya kami bisa melihat pos 3 dari kejauhan. Pos tiga berada di pinggiran kali mati. Setelah menyebrangi kali mati kami tiba di pos 3 para balong pada pukul 11 kurang. Dipos para balong tim beristirahat dengan melepas penat, dipos 3 suasana cukup dingin dengan pohon cemara gunung di sekeliling kami dan monyet ekor panjang.
Karena rasa laparnya tim vanaprastha memakan bekal makan siang yang kami bawa, makanan sungguh sangat enak ketika berada digunung. Sambil menunggu tim lainnya berdatangan, tim muda memulihkan tenaga dengan minum dan makan, menurut porter perjalan selanjutnya cukup memakan tenaga karena akan melewati tanjakan 9 bukit penyesalan. Sekitar 20 menit kemudian tim – tim senior serta tim penyapu sampai di pos 3 para balong.
Setelah cukup beristirahat tim melanjutkan perjalanan kurang lebih pukul 12 lewat, awal pendakian kami sudah disambut dengan tanjakan berat, mengharapkan tanjakan akan cepat berakhir, namun tanjakan menuju pelawangan sembalun terasa tiada henti. Tanjakan yang cukup berat membuat beberapa anggota tim mengalami keram, saya pun mengalami keram di paha akibat beban dan medan yang berat. Perjalanan yang terjal memakan waktu yang cukup lama kurang lebih 3 jam kurang kami menuju pelawangan sembalun. Perjalanan menuju pelawangan sembalun, kami melewati pepohonan cemara gunung yang cukup besar dan tinggi.
Berapa tumbuhan yang kami lihat juga mengalami perubahan se iring perbedaaan ketinggian. Kurang lebih 10 menit lagi menuju pelawangan sembalun kabut turun membuat suhu cukup dingin. Akhirnya di pelawangan sembalun kami beristirahat dan mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk bace camp dan teman-teman kami yang sedang menuju kemari. Tepat jam 3 sore seluruh tim akhirnya sampai di pelawanagan sembalun.
Kegiatan di Pelawangan Sembalun
Di Pelawangan sembalun tim beristirahat, makan malam, dan packing untuk summit attack besok paginya. Sekitar jam 8 malam tim harus tidur karena pada pukul 2 pagi tim memulai pendakian. Tim sudah bangun pada pukul satu, karena suasana yang dingin tim membuat minuman hangat, dan juga telah disediakan agar untuk perjalanan summit attack. Memakai gleter merupakan keharusan karena medan yang berpasir, hal ini berguna untuk melindungi kaki dari masuknya pasir.
Pejalanan menuju Puncak
Jalur 70- 80 derajat berada di hadapan kami, track yang berat menuju puncak, terutama track berpasir yang menyusahkan. Setelah berjalan kurang lebih 45 menit kami tiba di punggung gunung rinjani. Disini medannya cukup lebih datar namun patut hati-hati karena kanan dan kiri kami berupa jurang yang dalam. Angin berhembus cukup kencang membuat suhu yang dingin bertambah dingin. Perjalanan di punggung memakan waktu kurang lehih 1 jam kurang sampai di tanjakan yang terakhir, disini tim dapat melihat puncak rinjani walaupum malam karena bulan sedang purnama. Perjalanan menuju puncak adalah track tersulit, medan berpasi dengan tingkat kelerengan mencapai kurang lebih 70-80 derajat. Kondisi tubuh sangat menetukan tingkat keberhasilan. Perjalanan disini menhabiskan waktu 1,5 jam karena sangat melelahkan. Akhirnya tim muda VNP sampai kepuncak rinjani 3726 mdpl pada pukul 5.30 pagi. Suhu sangat dingin sampai saya harus memakai sarung tangan. Disini kami mengabadiakan moment dengan berfoto bersama. Kami menunggu tim yang lainnya sampai dengan pukul 7,15. Lewat dari jam tersebut tim yang di bawah harus di sapu.
Beberapa tim mulai berdatangan, tim yang terakhir mencapai puncak kira-kira pukul 7 pagi. Bisa dikatakan ini adalah pendakian yang sukses karena samua pendaki yang summit attack mencapai puncak dengan selamat.
Perjalanan menuju bacecamp dan kembali ke penginapan
Pada pukul 7 kurang saya bersama ayah turun dari puncak gunung. Perjalanan menuju kebacecamp diperkirakan menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Di bacecamp di sediakan buah-buahan dan makanan untuk melepas lelah dan sarapan pagi. Tim menunggu pendaki lainnya turun dari puncak, sekitar jam 10 pagi tim yang sudah siap, dipersilahkan turun ke penginapan dahulu. Namun tim lainnya masih menunggu tim yang turun dari puncak sampai bace camp. Sekitar jam 11 pagi tim terakhir sampai ke bace cam dan Para porter siap-siap membereskan tenda. Pada pukul 12 lebih tim siap untuk turun kembali kepenginapan. Perjalanan menuju penginapan terasa sangat panjang karena tubuh yang sudah mulai letih. Tim kami yang berjumalah 3 orang memisahkan dari rombongan untuk turun lebih cepat bersama porter. Kami akhirnya sampai di penginapan pukul 4 sore. Atau menghabiskan waktu kurang lebih 4 jam. Hmmmm sangat melelahkan
Di pengiapan kami bersih-bersih badan dan merenggangkan serta solat ashar. Cukup melelahkan ditambah kamar tempat istirahat kami telah habis masa sewanya akibatnya kami hanya di sediakan tempat pendopo saja. Sekitar bada magrib, tim vanaprastha berangkat menuju malimbu di pesisir pantai barat daya Lombok di pantai senggigi. Perjalanan menuju senggigi menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih, di perjalanan kami tertidur pulas di dalam mini bus. Sekitar jam 12 tim tiba di pondok Malibu dan disambut oleh rekan-rekan tuan rumah. Karena masih ngantuk, tim langsung melakukan pembagian kamar dan tidur istirahat namun terlebih dahulu makan malam.

Perjalanan ke pantai gili, gili air sampai gili terawangan
Dari pondok malimbu ketiga pulau tersebut dapat terlihat, perjalanan menuju pelabuhan penyebrangan hanya memakan waktu 20 menit. Kaca mata hitam yang murah pun saya beli, maklum cahaya matahari terasa sangat terik sekali. Sekitar 15 menit menunggu di pelabuhan dua kapal yang kami sewa tiba. Satu kapal berpenumpang maksimal 15 orang. Perjalanan menuju gili air ditempuh dengan waktu 15 menit, di gili air kami mengunjungi penangkaran penyu dan melihat pemandangan yang indah, gili air bisa di bilang cukup sepi dibanding gili terawangan. Perjalanan ke gili meno menempuh waktu 10 menit karena letaknya berdekatan. Gili meno terdapat tempat berselancar dan lebih ramai dair. sepuas di gili meno lalu kami lanjut ke gili terawangan. Di gili terawangan kami makan siang, dan snorkeling mengguanakn kaca mata dan pelampung yang disewa di pulau. Jam 4 sore. Tim vanaprastha berangkat kembali ke pelabuhan di senggigi dan sampai di malimbu sekitar jam 5 kurang.





















PENUTUP

Kegiatan ekspidisi dua generasi gunung Rinjani 4726 mdpl merupakan rangkaian acara dalam mempromosikan Indonesia pada puncak-puncak dunia. Pendakian tersebut dapat dikatakan sukses, karena samua anggota yang melakukan summit attack mencapai puncak dengan semangat. Pendakian yang berlangsung hari jumat dan sabtu juga dikatakan pendakian super cepat. Penelusuran pulau Lombok sebagai pulau yang sacral akan budaya Islam yang melekat pada penduduknya merupakan karakteristik lainnya. Serta potensi kekayaan alam dan keindahannya membuat Lombok menjadi salah satu tujuan wisata internasional dan nasional.

0 komentar: